RAMADHAN
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK
Pernahkah
kita membayangkan menghabiskan waktu Ramadhan jauh dari orang-orang yang kita
cintai? Jauh dari orang-orang yang kita kenal? Suasana yang sama sekali tidak
pernah ada dalam pikiran kita? Asing. Sangat asing.
Hal
itulah yang saat ini dirasakan oleh anak-anak remaja yang baru saja masuk lapas
anak. Ini adalah hari kedua mereka di lapas. sampai saat ini, mata mereka belum bisa
terpejam dengan sempurna.
Suara
adzan yang berkumandang dari masjid di belakang lapas, membuat rasa rindu rumah
semakin menghentak dada.
Kesedihan
yang mendalam itu, menghapus semua kegarangan yang tampak pada diri mereka.
Kasus-kasus menyeramkan yang menyebabkan mereka dipenjara pun seakan sirna.
Anak-anak
tahanan baru ini datang dengan berbagai macam kasus. Tertinggi adalah narkoba,
perkelahian yang menyebabkan korbannya meninggal, dan perkosaan.
Hukuman
mereka pun tidaklah ringan, terlama adalah enam tahun, dan yang agak ringan
adalah satu tahunan.
Di balik kesalahan yang mereka
lakukan, sosok-sosok belia inipun tetaplah
remaja biasa. Yang masih butuh kasih sayang dan perhatian orangtua.
Kesalahan
yang mereka lakukan, memang patut mendapatkan hukuman yang setimpal. Penebusan
atas kesalahan yang mereka lakukan itulah yang membuat mereka mencoba menerima
kenyataan ini, walaupun
sangat berat.
Ramadhan
bulan seribu bulan, bulan pengampunan. Itulah yang diharapkan oleh anak-anak
lapas. Mereka ingin beribadah maksimal.
Baik
anak-anak lapas yang baru maupun yang lama. Mereka memang menyesal, sangat
menyesal. Bulan Ramadhan ini, mereka ingin bertaubat sebenar-benarnya. Berharap
agar Allah mengampuni dosa-dosa yang telah mereka lakukan.
Taubatan
nasuha. Itulah keinginan mereka. Hal
ini betul-betul ingin mereka lakukan.
Seorang
anak lapas berkata, ia ingin tahun ini bisa mengkhatamkan Al-quran sebanyak dua
kali. Karena tahun lalu ia telah khatam satu kali, maka ia bertekad, tahun ini
harus dua kali. Subhanallah, begitu
kuat tekadnya untuk bertaubat, semoga
Allah memudahkan.
Memanfaatkan
Ramadhan sebagai bulan ampunan pun, dilakukan oleh anak-anak lapas lainnya.
Beberapa anak menyendiri dalam satu sel tahanan. Setelah subuh, mereka akan
tadarusan (begitu mereka menyebutnya).
Target
untuk khatam pun, lebih dari dua kali. Dan ini mereka lakukan tanpa paksaan.
Mereka lakukan itu dengan ikhlas dan hanya mengharap ridho Allah.
Tahanan
lainnya, walaupun tetap menghabiskan Ramadhan dengan agenda seperti biasa, namun
mereka tetap ingin memenuhi bulan Ramadhan dengan ibadah.
Ini
tampak dari pertanyaan-pertanyaan mereka seputar puasa. Mereka ingin penegasan
tentang batalnya puasa, mereka ingin mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang
membuang waktu , bahkan ada yang meminta dibawakan buku-buku tentang Ramadhan.
Tekad
mereka hanya satu. Menjadikan Ramadhan ini yang terbaik. Walau dengan suasana
yang sangat jauh berbeda.
“Berada di sini seperti mimpi. Setiap
mata terpejam, ingin rasanya saya terbangun di dalam kamar di rumah. Tapi ini
adalah kenyataan yang memang harus saya jalani, harus saya lalui. Saya
menyesal. Sungguh menyesal. Saya tidak ingin kembali lagi ke sini.”
Ramadhan
bagi anak-anak lapas, betul-betul dianggap sebagai bulan penuh ampunan. Mereka
berlomba-lomba meraih pahala, berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan.
Kesungguhan
mereka sungguh membuat diri terasa kerdil. Begitu kuatnya tekad dan kesungguhan
mereka. Dengan segala keterbatasan yang ada. Dengan hati yang selalu menangis,
mereka lakukan itu untuk satu hal. Menjadikan ini Ramadhan terbaik.
Semoga
kesungguhan mereka dalam menjalani puasa dan tekad mendalami Al-Quran dapat menjadi penolong
bagi mereka di akhirat kelak. Seperti yang Rasulullah Saw katakan; “Puasa dan Al Quran itu akan memberikan
syafa’at kepada hamba di hari
kiamat....” HR Ahmad & Tabrani.
Lapas adalah perjalanan menata hati. Dari rasa sombong, iri dan dengki. Mereka mungkin tidak menyadari, bahwa merekalah yang memberi pelajaran begitu besar pada orang-orang yang berkunjung. Bukan sebaliknya.(Bunda Suci,19 Juli 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar