Prolog
Ini adalah surat cintanya putriku, Butet untuk bayi dalam kandungannya alias calon cucuku yang telah diberinya sebuah nama; Artemis Zikaranasya. Saya si Manini ingin sekali menitip kenangan untuk nama tengahnya; Aisha. Entah diterima atau tidak, mengingat si Butet ini termasuk sok mawa karep sorangan tea. Hihi.
Pokoknya mah, kumaha alusna we, nya, Manini ukur sambung doa. Semoga Butet dan bayi dalam kandungannya sehat, normal dan melahirkan pada saatnya yang tepat. Tidak terlalu menyakitkan, sebagaimana dulu, 23 tahun yang silam, Mama melahirkan dirimu, Adzimattinur Karibun Nuraini Siregar.
Sok atuh, geura sing lungsur langsar, nya geulis, utun inji, mhuuuaaah!
@@@
Dear anak kesayangan seluruh dunia, Artemis Zikaranasya.
Aku memutuskan menulis
surat ini di usia 22 tahun, jauh sebelum menjadi tua dan bungkuk, karena aku
tidak yakin mendengarkan wanita tua yang suka mengomel-ngomel.
Di usia muda ini, aku akan menulis
sebanyak-banyaknya surat, berisi pandanganku tentang hidup, hingga panduan yang
aku tahu toh takkan kau turuti juga.
Seorang penulis besar dunia
pernah berkata, kita bisa mendapatkan nasehat dari film, cerita orang tua,
dongeng, hingga buku-buku hebat.
Namun sudah sifat manusia
untuk keras kepala dan harus melakukan kesalahan sendiri untuk belajar.
Aku berkewajiban untuk
melindungimu dari arus kebodohan yang sama. Aku hanya berharap surat-suratku
ini bisa menghindarkanmu dari luka-luka yang tak perlu.
Cukuplah kau lihat dari
luka perjalananku. Jangan lakukan kebodohan yang sama, karena cuma itu yang
membedakan kita dengan kuda.
Kali ini aku hendak bicara
tentang cinta. Ah lihat, kau sudah mendengus. Aku membayangkan wajah remajamu
hanya terkikik geli dinasehati oleh “Si Mama” yang seringkali galak ini.
Kuberitahu satu hal: jangan
percaya film dan musik-musik murahan itu. Cinta hanya ada satu kali.
Berhati-hatilah memilih orang yang kau cintai. Apa? Aku bisa mendengar pekikan
protesmu.
Tentu kau akan protes,
karena kau gadis yang cerdas dan bebas. Mana ada cinta hanya satu kali? Cinta
bisa berkali-kali, Mama! Lagipula, mana mungkin kita bisa memilih hendak jatuh
cinta pada siapa?
Kau akan berbalik
menasehatiku, karena tentunya kau mewarisi sifat sok tahuku.
Sayangnya, itulah yang
benar-benar terjadi. Kau akan jatuh cinta, pertama dan satu-satunya. Seseorang
akan mendobrak pintu hatimu dan mengobrak-abrikkannya seenak hati dia.
Lalu hanya akan ada satu
dari dua hal yang ditinggalkannya: kenangan manis atau kenangan buruk. Keduanya
sama-sama mengerikan.
Mereka tidak akan pernah
lepas dari ingatanmu, dari hatimu, dari setiap helaan napas yang kau ambil.
Kenangan itu akan muncul di setiap kilasan lagu yang membuatmu teringat akan
cinta pertama dan satu-satunya itu.
Muncul di kilasan wajah
yang kupikir adalah dia. Muncul di sesakkan napas yang telanjur kau ambil
karena memandang punggung yang mirip dengan punggungnya, atau hirupan parfum
yang tercium seperti wangi tubuhnya.
Kau hanya bisa jatuh cinta
satu kali. semua orang pun begitu. Setelah satu kali itu, bila kisahmu tidak
sukses, maka kau akan mencari-cari orang lain yang akan mengisi kekosongan yang
ia tinggalkan.
Tapi kau akan terus
dihantui kenangan bersama cinta pertama dan satu-satunya itu. Kau akan
mati-matian berusaha mencintai orang lain, namun hatimu sudah tak disitu lagi.
Sudah kau titipkan di bawah
kaki pria itu. Entah tersimpan, entah terinjak. Keduanya pilihan dia. Satu hal
yang pasti: kau akan selalu merindukan sensasi cinta pertama yang takkan pernah
terlupakan. Karena itu, turutilah ucapan ibumu ini, berhati-hatilah dalam
memilih cinta pertama.
Pada prinsipnya, semua pria
itu bajingan keparat tanpa hati. Itu yang sudah pasti. kau hanya perlu mencari
pria yang belum terekspos dunia sehingga dia “belum” jadi bajingan dan masih
berhati lembut seperti Papamu.
Pria yang sampai di usia
ke-21 masih belum punya pacar dan sibuk dengan urusan sekolah, organisasi,
bola, dll. Itu yang biasanya bisa dipercaya. Ingat, jangan mau dengan pria yang
pernah berpacaran. Layaknya mobil, perawatan mobil bekas lebih mahal dan
merepotkan ketimbang mobil baru.
Sialnya, berlian seperti
itu jauh tertumpuk di dalam gundukan sampah. Banyak sampah yang berkilauan
layaknya berlian. Banyak pria tampan yang pura-pura polos dan kesepian di luar
sana. Jangan sampai terkecoh, sampah adalah sampah. Mereka akan menampakkan
aslinya kalau kau memperhatikan dengan amat sangat teliti.
Kau mungkin akan
bertanya-tanya, kenapa aku begitu keji pada kaum pria? Karena seperti itulah
mereka seharusnya diperlakukan. Kumohon, berhati-hatilah dengan hati.
Berhati-hatilah dengan cinta. Aku mencintaimu, as always. (Zhizhii Siregar,
sedang bumil jalan 8 bulan)
smoga zhizhi jadi ibu yang hebat..
BalasHapus